Selasa, 27 Oktober 2015

sistem organ

MAKALAH
SISTEM ORGAN


logo_warna.jpeg










Disusun Oleh:
Ai Nurhasanah            20148300230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN  MATEMATIKA
SEKOLAH  TINGGI  DAN  ILMU  PENDIDIKAN  KUSUMA  NEGARA
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sebuah kebaikan terwujud sehingga penyusun dapat penyelesaikan makalah Biologi Umum yang berjudul “SISTEM ORGAN” tepat pada waktunya tanpa menemui hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi Umum. Dalam makalah ini berisi pengetian sistem organ, sistem organ pada manusia, pada hewan dan pada tumbuhan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penyusun minta kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk ke arah yang lebih baik lagi ke depannya.
Akhirnya, penyusun menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jakarta,    12   Oktober  2014

Penyusun







DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR                  .......................................................................... 1
DAFTAR ISI                                  .......................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                           .......................................................................... 3
B.     Rumusan Masalah                      .......................................................................... 3
C.     Tujuan Penyusunan                    .......................................................................... 3
D.    Manfaat Penyusunan                 .......................................................................... 4
E.     Metode Penyusunan                  .......................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem Organ           .......................................................................... 5
B.     Sistem Organ Pada Manusia      .......................................................................... 5
C.     Sistem Organ Pada Tumbuhan  .......................................................................... 8
D.    Sistem Organ Pada Hewan        .......................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan                                .......................................................................... 23
B.     Saran                                          .......................................................................... 23
DAFTAR ISI                                  .......................................................................... 24






BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Ilmu biologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Setiap orang terlibat sangat erat dengan biologi,kerena salah satu objek dalam biologi adalah manusia. Oleh karena itu, banyak sekali ilmu-ilmu yang mesti kita pelajari dan pahami.
         Dalam kehidupan ada yang di sebut dengan organism kehidupan. Yang termasuk ke dalam organism kehidupan adalah sel, jaringan, organ dan sistem organ.
         Selama ini kita hanya mengetahui jenis-jenis yang termasuk ke dalam organism kehidupan tanpa mengetahui definisi dan peran. Maka dari itu, penyusun dalam makalah ini akan membahas tentang sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.



B.     Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, penyusun dapat merumuskan rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini. Adapun rumusan masalahnya antara lain sebagai berikut :
1.      Bagaimana sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan?



C.    Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk memenuhi tugas individu mata pelajaran Biologi Umum.
2.      Untuk mengetahui tentang sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.





D.    Manfaat Penyusanan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah Biologi tentang sistem organ ini, antara lain sebagai berikut :
1.      Dapat memenuhi tugas individu mata pelajaran Biologi Umum.
2.      Dapat mengetahui tentang sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.

E.     Metode Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan studi literature dari beberapa buku dan internet.
Studi literature adalah metode penyusunan yang sumbernya dari buku dan bacaan lainnya atau bisa juga disebut telaah buku.
























BAB 2
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Sistem Organ
            Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu. sistem organ disebut juga kumpulan beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling memengaruhi satu sama lainnya.

B.     Sistem Organ Pada Manusia


Setiap organ memegang peran yang sangat penting dalam menjalankan fungsinya. Sistem organ yang terdapat dalam tubuh manusia ada sembilan sistem organ, antara lain:
1.      Sistem rangka
Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.



2.      Sistem otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.

3.      Sistem peredaran darah
Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.

4.      Sistem pencernaan makanan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus usus besar dan anus.

5.      Sistem respirasi/ pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea / trakhea, bronki dan paru-paru.

6.      Sistem ekskresi
Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal, paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).

7.      Sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.

8.      Sistem hormone
Sistem hormon disebut juga sistem endokrin. Hormone adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormone mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

9.      Sistem reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.

Table sistem organ pada tubuh manusia



C.    Sistem Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan hijau, seperti juga mahluk hidup bersel banyak lainnya, tubuhnya terdiri atas beberapa organ. Organ-organ tersebut adalah akar, batang, daun, dan bunga. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan pertukaran gas melalui stomata. Akar berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air dalam tanah. Batang berfungsi untuk pengangkutan dan bungan untuk perkembangbiakan. Organ-organ dalam tubuh tidak dapat berdiri sendiri. Agar dapat menjalankan fungsinya, organ yang satu tergantung pada organ lainnya. Kumpulan organ membentuk sistem organ.
            Sistem organ tumbuhan adalah sistem transportasi, dan sistem respirasi. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pengangkutan (transportasi) pada tumbuhan hijau adalah akar dan batang. Pada akar dan batang terdapat berkas pembuluh yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air tanah dan garam-garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju ke bagian lain.
            Sistem penguapan (transpirasi) pada tumbuhan hijau dilakukan oleh daun dan batang. Melalui organ-organ tersebut kelebihan air dalam tubuh tumbuhan dikeluarkan dalam bentuk uap air. Sementara itu, untuk kelangsungan hidupnya, tumbuhan melakukan pernapasan (respirasi). Organ-organ yang berperan dalam sistem pernapasan adalah stomata pada daun dan lentisel pada batang. Melalui stomata dan lentisel ini pertukaran oksigen dan karbondioksida. 
            Sistem reproduksi pada tumbuhan secara vegetative dan generative. Ada yang buatan seperti cangkok, merunduk dan lain-lain.

D.    Sistem Organ Pada Hewan
      Setiap organ memegang peranan yang sama penting dalam menjalankan fungsinya.
Sistem organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 12, yaitu:
1.      Sisten rangka (skelet)
a.       Sistem rangka pada hewan invetebrata
Hewan invetebrata misalnya, pada cacing pipih, cacing gilig, hewan golongan Annelida, dan Coelenterata (Cnidaria) memiliki sistem rangka hidrostatik. Adanya rangka hidrostatik memungkinkan gerakan peristalsis. Gerakan peristalsis merupakan pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai ekor. Gerakan peristalsis dapat terjadi karna adanya otot sirkuler dan otot longitudinal. Sedangkan invetebrata yang lain membutuhkan sistem rangka untuk melindungi tubuh mereka. Masalah ini diatasi dengan berkembangnya sistem rangka luar (eksoskeleton).
Eksoskeleton terdiri dari shell dan body case. Shell atau cangkang merupakan eksoskeleton yang tidak menutupi seluruh tubuh hewan. Shell terdiri dari satu atau dua bagian (kepingan) yang tumbuh bersamaan dengan tubuh hewan pemiliknya. Shell paling banyak ditemukan pada hewan-hewan Bivalvia dan Gastropoda (molusca). Sebaliknya, body case lebih kompleks dari pada shell. Body case merupakan eksoskeleton yang menutupi seluruh permukaan tubuh hewan. Body case terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada sendi-sendi tertentu yang fleksibel. Body case  tidak dapat tumbuh secara periodik, sehingga body case harus ditinggalakan dan diganti dengan yang baru. Contohnya pada Arthropoda yang mencakup kelompok serangga, udang dan laba-laba.

b.       Sistem rangka pada hewan vertebrata
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton vertebrata dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang. Tulang dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memilki bentuk khas, dimana bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
Sistem gerak hewan vertebrata sama seperti pada manusia,,otot sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Hewan yang hidup di darat memiliki struktur tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun hewan yang hidup di udara dan di air memiliki struktur tulang yang khas. Selain itu hewan-hewan tersebut juga memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung pergerakan. Contohnya burung dan ikan.

Burung merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergaerak di udara. Burung memiliki:
1)      Sayap dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh burung di udara.
2)      Rangka yang ringan dan ramping atau pipih.
3)      Sistem tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.
Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, juga berfungsi untuk menahan panas, sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efesien dalam keadaan hangat.
Burung memiliki struktur tulang yang teradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung antara lain adalah:
1)      Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2)      Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3)      Tulang-tulang burung berongga dan ringan. tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4)      Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat, terutama ketika burung terbang.
5)      Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.

Teknik Terbang
Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah untuk menimbulkan gerakan mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkat sayap memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlikan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat kembali.
Sedangkan pada hewan yang hidup di air, seperti contohnya ikan. Kita tahu bahwa air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara, sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya,,air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas. Jadi, untuk bergerak di dalam air, ikan memiliki struktur:
1)      Bentuk tubuh yang Aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak di dalam air.
2)      Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan di dalam air.
3)      Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan.
4)      Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertikal.
5)      Susunan otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk mendorong ekor ikan melawan air.

2.      Sistem otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang ketika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi ketika sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a.       Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek, otot menjadi lebih pendek dari ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan.
b.      Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang, otot menjadi lebih panjang dari ukuran semula.
c.       Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Sifat kerja otot
Otot dapat bekontraksi karena adanya ransangan. Umumnya, otot berkontraksi bukan karena satu ransangan, melainkan karena suatu rangkaian ransangan yang berurutan. Ransangan kedua memperkuat ransangan pertama, dan ransangan ketiga memperkuat ransangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus-menerus disebut tetanus.
Sifat kerja otot dibedakan atas:
a.       Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak yang berlawanan, contohnya:
·         Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
·         Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan), misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
·         Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
·         Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

b.      Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah, contohnya:
·         Pronator teres dan pronator kuadratus (Marieb & Mallat 2001)

Mekanisme gerak otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut dengan model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.
Ransangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (bagian terang di antara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot memendek, yang tetap panjang ialah pita A (pita gelap),,sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatakan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah. Pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor.
Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang lagi.

Sumber energi untuk gerak otot
ATP (Adenosin Tri Fosfat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbihidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.

                               ATP          ADP + P
Aktin + Miosin      Aktomiosin
                                         ATPase

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokretin tidak dapat dipakai lansung sebagai sumber energi,,tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP dan mengubahnya menjadi ATP.

                                               Kreatin
Fosfokretin +ADP                                  Kreatin + ATP
                                             Foafokinase

Pada otot lurik,,jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan foafokretin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas, oleh sebab itu, fase kontraksi sering disebut fase anaerob.
Otot yang berkontraksi dalam waktu yang alam dapat mengalami kelelahan. Hal itu disebabkan menurunnya ATP dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP, dan asam laktat naik konsentrasinya.
Sumbeb lain untuk memperoleh energi ialah mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa. Glikogen merupakan senyawa yang tidak larut.  Untuk itu maka, glikogen dilarutkan dulu menjadi laktasidogen, dan laktasidogen akan diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glikosa akan dioksidasi dan menghasilkan CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan digunakan untuk pembentukan ATP dan fosfokreatin. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, dan glukosa menjadi CO2 dan H2O berlansung pada saat otot dalam keadaan relaksasi dengan menggunakan oksigen bebas. Oleh sebab itu, fase relaksasi disebut juga fase aerob.

3.      Sisten integumen (kulit)
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,,memisahkan,,melindungi,,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,,rambut,,bulu,,sisik,,kuku,,kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".

v  Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian yaitu: bagian terluar disebut epidermis, bagian tengah mesodermis dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya seperti panas matahari debu dan asap knalpot.
Fungsi kulit dapat bermacam-macam, antara lain:
·         Sebagai pelindung
·         Sebagai eksteroreseptor
·         Sebagai osmoregulator
·         Sebagai termoregulator
·         Sebagai alat pernapasan
·         Sebagai alat gerak
·         Sebagai tempat cadangan makanan


v Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma,,juga ditemukan pada tumbuhan.

v Kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia,,kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
Salah satu contoh sistem integumen pada hewan adalah sistem integumen pada mamalia.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya, adanya rambut, dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah,,termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.
Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial).
Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
·         Paling luar adalah epidermis
Epidermis biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas, epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar).
·         Tengah adalah dermis
Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar.
·         Dalam adalah hypodermis
Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies.

4.      Sistem pencernaan
1)      Hewan invertebrata
Pada hewan invertebrata, pembagian makanan dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, seperti pada amoeba dengan vakuola makanan, pada planaria dengan gastrovaskuler.
a)      Sistem pencernaan cacing tanah
Saluran pencernaan cacing tanah terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
Cacing tanah memakan buangan sampah, kemudian makanan ini masuk ke dalam mulut bersama dengan butiran-butiran tanah. Setelah itu, makanan di dalam kerongkongan yang membesar (faring) akan dibasahi oleh lendir, kemudian disimpan sementara di dalam tembolok. Dari tembolok, makanan masuk ke dalam empedal. Empedal adalah lambung pengunyah yang berotot. Di empedal, makanan dicerna secara mekanik dengan bantuan butiran tanah, kemudian dialirkan ke usus.
Pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan, terjadi di dalam usus. Sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
b)      Sistem pencernaan serangga
Serangga yang kita ambil sebagai contoh adalah belalang. belalang mencari makanan secara aktif. Oleh karena itu, di sekitar mulut belalang terdapat alat pelengkap khusus, sehingga dapat memakan daun dengan cepat.
Dari mulut, makanan melalui kerongkongan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan sementara. Dari tembolok, makanan menuju ke empedal. Di empedal, makanan digiling, kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, terjadi pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan kemudian masuk ke dalam darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa maknan yang berbentuk padat dikumpulkan dan bermuara pada usus besar, lalu sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

2)        Hewan vertebrata
a)      Sistem pencernaan burung
Burung memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus besar, dan kloa.
Burung menggunakan paruhnya untuk mengambil makanan, namun paruh burung tidak berfungsi sebagai pengunyah. Lidah burung runcing dan keras karena berlapiskan zat tanduk. Makanan dari mulut masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok, makanan disimpan sementara, setelah itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung.
Di empedal, makanan dihancurkan dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal, pencernaan dilanjutkan di usus halus. Pankreas dan hati menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh darah pada dinding usus halus. Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar, kemudian ke rektum dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.

b)      Sistem pencernaan Reptil
Reptil memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Pada reptil, alat untuk menangkap mangsa adalah lidah, contohnya pada cicak, dan gigi, contohnya pada buaya. Mangsa yang tertangkap lansung ditelan. lendir yang dihasilkan kelenjar ludah membantu mempermudah penelanan mangsa.

c)      Sistem pencernaan amfibi
Saluran pencernaan amfibi, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka.
Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran, yaitu: saluran pencernaan, saluran eksresi, dan saluran alat kelamin.

d)      Sistem pencernaan ikan
Saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
Dari mulut, makanan masuk ke dalam kerongkongan, kemudian masuk menuju lambung untuk dicerna. Dari lambung, makanan mengalir menuju usus, dan bermuara di anus.

e)      Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia, kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora.
·         Rongga mulut (kavum oris)
Rongga mulut mamalia dibentuk oleh tiga tahap, yaitu palatum durun (langit-langit keras), palatum mole (langit-langit lunak), serta velum palastini (bagian tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Jenis gigi mamalia sama dengan gigi manusia, tetapi mengalami perubahan bentuk yang sesuai dengan cara hidupnya.
·         Gigi seri (dens insisivus)
Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk memotong. Pada hewan pengerat rodentia), gigi seri berfungsi untuk mengerat. Email hanya ada di bagian daratan muka. Di bagian ini gigi terus tumbuh.
·         Gigi taring (dens caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek. Pada hewan karnivora, gigi taring tumbuh dan berkembang dengan baik, sedangkan pada herbivora, gigi taring tidak berkembang.
·         Geraham muka (premolar)
Geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email yang melintang dan tajam.
·         Geraham belakang (molar)
Geraham belakang berfungsi untuk mengunyah. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.
·         Lambung
Khusus hewan pemamah biak (ruminansia), seperti sapi, rusa, dan kambing, lambungnya terbagi menjadi empat ruang, yaitu: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Proses pencernaan di lambung sapi adalah sebagai berikut, rumput atau daun-daunan dikunyah sekadarnya serta dicampur air ludah, lalu ditelan ke esofagus. Dari esofagus makanan masuk ke rumen. Di rumen, terdapat simbiosis antara hewan pemamah biak dengan bakteri dan flagelata yang yang dapat menghasilkan enzim selulase. Bakteri yang mampu menghancurkan selulosa contohnya adalah Chytophaga, sedangkan flagelata yang biasa terdapat dalam tubuh hewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Akibat perombakan oleh flagelata ini, feses dapat digunakan untuk pupuk, dan dapat pula digunakan sebagai bahan dalam pembuatan biogas melalui proses peragian.
Di dalam rumen, terjadi pencernaan protein dan polisakarida, serta fermentasi selulosa dan enzim selulase. Dari rumen, makanan masuk ke retikulum. Di retikulum, makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Pada saat sapi beristirahat, bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum, lalu ke omasum, dan selanjutnya ke abomasum. Di abomasum ini terjadi pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan.
·         Intestinum (usus)
Usus pada mamalia dapat dibedakan atas usus halus (intestinum tenue)  dan usus besar (intestinum krasum). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Di dalam usus halus, terjadi perombakan terakhir dan proses penyerapan sari-sari makanan. Usus berakhir dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis besar, sistem pencernaan makanan pada semua hewan mamalia adalah sama, kecuali pada hewan pemamah biak yang memiliki kekhususan.
Berbeda dengan sapi, ruminansia seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak melakukan fermantasi selulosa di rumen, tapi di sekum (usus buntu). Sekum adalah kantong kecil yang terdapat di pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada hewan-hewan tersebut, tidak terjadi pengunyahan dua kali sehingga feses yang dihasilkan lebih kasar dan berserat dari pada feses sapi. Pada kelinci dan hewan pengerat lainnya, bakteri pencerna selulosa hidup di usus besar. Sistem respirasi

5.      Sistem Respirasi
Mekanisme pernapasan pada hewan bergantung pada sifat lingkungannya, yaitu lingkungan perairan atau daratan. Daratan lebih banyak mengandung oksigen dari pada perairan, sehingga sistem pernapasan antara hewan yang hidup di air dengan hewan yang hidup di darat berbeda. Pernapasan pada hewan ada yang dilakukan secara difusi lansung melalui sel-sel permukaan tubuh. Ada pula hewan yang melakukan pernapasan dengan alat-alat khusus, misalkan insang, kulit, trakea, atau paru-paru.

a.         Hewan avertebrata
·         Sistem pernapasan porivera
Pada porivera, proses pernapasan masih sangat sederhana. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk melalui pori-pori tubuhnya. Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-sel permukaan tubuhnya, yaitu koanosit secara difusi.
Di  dalam mitokondrian pada sel koanosit, oksigen digunakan untuk mengurangi molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbon dioksida. Selanjutnya,bmolekul-molekul karbon dioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membran sel dan keluar menuju spongosol. Air dalam spongosol digerakkan oleh flagelum sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum.

·         Sistem pernapasan coelenterata
Coelenterata tersusun dari dua lapisan sel,,yaitu lapisan luar berasal dari ektoderm dan lapisan dalam berasal dari endoderm. Lapisan sel yang berasal dari ektoderm disebut epidermis dan lapisan sel yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.
Pada pernapasannya, Coelenterata memiliki alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis, disebut sifonoglifa.

·         Sistem pernapasan serangga
Pada serangga,,pertukaran gas dari jaringan dengan udara di lingkungan dilakukan dengan menggunakan trakea (anyaman tabung-tabung yang berisi udara), sehingga disebut sistem pembuluh trakea. Sistem pembuluh trakea merupakan sistem pernapasan yang paling sederhana dan paling efisien. Sistem pernapasan ini terdiri dari suatu sistem tabung udara (trakea) yang bercabang-cabang (trakeola) dan setiap cabang akan bercabang lagi, sehingga dapat menjangkau hampir semua bagian tubuh. Saluran percabangan yang paling ujung akan tenggelam ke dalam membran sel pada sel-sel tubuh.
Mekanisme pernapasan sistem pembuluh trakea adalah sebagai berikut. Pertukaran udara dilakukan melalui lubang-lubang pernapasan, yang disebut spirakel atau  stigma. Spirakel pada segmen pertama dan ketiga, masing-masing terdapat satu pasang pada tiap sisi toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada setiap sisi abdomen. Spirakel dilindungi oleh bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan benda asing lainnya dari udara sebelum masuk ke dalam trakea. Spirakel dilindungi oleh katup yang dikontrol oleh otot sehingga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel. Jika otot berkontraksi, spirakel terbuka dan trakea mengembang, sehingga udara dari luar dapat masuk ke dalam trakea. Dari trakea udara masuk ke trakeola, kemudian ke seluruh tubuh dan akhirnya sampai ke membran plasma sel dan oksigen akan berdifusi. Karbon dioksida hasil respirasi dibawa melalui sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui spirakel pada saat otot berelaksasi, sehingga trakea mengempis. Dengan mekanisme pernapasan seperti itu, maka oksigen ataupun karbon dioksida tidak diedarkan melalui darah, melainkan melalui pembuluh trakea. Oleh sebab itu, pembuluh darah serangga hanya berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan dan hormon.
Kebanyakan serangga hidup di darat, tetapi ada beberapa serangga pada masa larvanya hidup di air,,misalnya capung. Larva capung bernapas menggunakan insang trakea, yaitu berupa insang yang sangat halus dan berfungsi mengikat oksigen yang terlarut dalam air dengan cara difusi. Insang trakea tersebut hanya berfungsi saat larva, kemudian akan mereduksi dan hilang setelah serangga tersebut pindah ke darat.

b.      Hewan vertebrata
·         Sistem pernapasan ikan

Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan sisi kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh, darah akan melepaskan dan mengikat karbon dioksida serta membawanya ke insang. Dari insang, karbon dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.
Insang ikan tersusun atas bagian-bagian berikut ini:
-          Tutup insang (operkulum), hanya terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernafas.
-          Membran brankiostega (selaput tipis di tepi operkulum), berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
-          Lengkung insang (arkus brankialis).
-          Lembaran (filamen) insang (holobrankialis) ,berwarna kemerahan.
-          Saringan insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.

Mekanisme pernapasan ikan
Mekanisme pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan tutup insang. pada waktu tutup insang mengembang,,membran brankiostega menempel rapat pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut. Sebaliknya jika mulut ditutup, tutup insang mengempis, rongga faring menyempit dan membran brankiostega melonggar, sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang. Air dengan oksigen yang larut di dalamnya membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah. Oksigen diikat oleh darah dan karbon dioksida ikut keluar dari tubuh ikan bersama air melalui celah tutup insang.
Pada beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, lele, gurami, dan betok, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara, sehingga jenis ikan tersebut dapat hidup di air yang kotor dan kekurangan oksigen.

·         Sistem pernapasan amphibia
Alat pernapasan pada amphibia,,misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan insang luar. insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah,,dan beredar ke seluruh jaringan tubuh. Karbon dioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada salamander yang hidup di air, insang luar tetap ada pada stadium dewasanya.
Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya, yang berguna untuk memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan –jaringan lain dan melepas CO2 ke paru-paru.

Mekanisme pernapasan katak
Pada saat katak berinspirasi (menghirup O2) dan berekspirasi (mengeluarkan CO2), mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.

Proses pernapasan katak adalah:
a)      Inspirasi
Mula-mula, tenggorokan bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung tertutup diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga mulut mengecil. dengan mengecilnya rongga mulut, udara terdorong masuk ke paru-paru, O2 diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.

6.      Sistem Eksresi
Seperti halnya manusia, hewan juga berekresi. Contoh sistem ekresi pada beberapa hewan.
a.       Makhluk yang bersel satu
Makhluk bersel satu berekresi dengan cara difusi. Selain difusi, ada cara lain yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi sisa metabolism. Pada hewan Coelenterata dan Poripera yang hidup sebagai koloni sel-sel, mekanisme ekresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yabf akan dibuang sari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
b.      Planaria
Organ ekresi pada planaria adalah protonefridia, berupa jaringan yang bercabang-cabang di sepanjang tubuhnya. Planaria berekresi dengan menggunakan sel api.

c.       Cacing tanah
Cacing tanah berekresi dengan menggunakan nefridium.

d.      Belalang
Belalang memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus Malpighi. Proses ekresi diawali dengan masuknya sampah nitrogen dari darah ke dalam tubulus Malpighi. Sisa metabolism tersebut diekresikan ke dalam usus, kemudian di keluarkan bersama sampah metabolism padat melalui rectum.
e.       Ikan
Pada ikan terdapat ginjal berjumlah sepasang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan memiliki saluran yang merupakan gabungan saluran ginjal dan saluran kelamin. Saluran ini dinamakan saluran urogenital.

7.       Sistem sirkulasi (peredaran)
·         Sistem sirkulasi pada hewan protozoa secara difusi
·         Sistem sirkulasi pada serangga yaitu dengan jantung pembuluh.
·         Sistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri atas lengkung ourta, pembuluh darah punggung dan pembuluh darah lrngkung.
·         Sistem sirkulasi pada ikan jantung ikan

8.      Sistem saraf
·         Sistem saraf pada protozoa tidak ditemukan susunan saraf,
·         Sistem saraf pada poripera, pofipera tidak memiliki sistem syaraf tetapi porifera sangat peka terhadap rangsangan.
·         Sistem saraf pada ceolenderata merupakan sistem difus atau tersebar
·         Sistem saraf pada vermes berupa sistem tangga tali pada bagian kepala.
·         Sistem saraf pada mollusca merupakan sistem saraf ganglion.
·         Sistem saraf pada echinodermata terdiri dari cincin syaraf melingkar.
·         Sistem saraf pada antropoda yaitu sistem tangga tali.
·         Sistem saraf pada ikan tersusun atas otak besar, otak kecil dan otak tengah.
·         Sistem saraf pada katak terdiri atas dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
·         Sistem saraf pada hewan melata sama seperti sistem syarap manusia.

9.      Sistem reproduksi
·         Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrate dengan membelah diri, fragmentasi, pembentukan spora, pembentukan tunas dan regenerasi.

10.   Sistem endokrin
Sitem sarap dapa hewan sama seperti pada manusia.. Hormone adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormone mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

11.  Sistem imun
Sistem imun tersusun dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Sistem imun mempunyai fungsi bagi tubuh, yaitu: penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, ganas serta menghancurkannya.         

BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
           Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.
           Jenis-jenis sistem organ pada badan manusia, yaitu: sistem ekskresi, respirasi, reproduksi, pernapasan, pencernaan, transfortasi, hormone, otot dan syaraf.
           Jenis-jenis sistem organ pada hewan, yaitu: Sisten rangka (skelet), Sistem otot, Sisten integumen (kulit), pencernaan, respirasi, eksresi, sirkulasi (peredaran), saraf, reproduksi, endokrin, imun.

B.     Saran
Dalam memahami mata pelajaran Biologi Umum 1, terdapat banyak bahasa ilmiah. Diharapkan mahasiswa mengenal nama-nama ilmiah tersebut untuk memahami istilah dalam meta pelajaran Biolobi Umum 1.
















DAFTAR PUSTAKA


Sukarna ,. I Made.2003. Diktat Kuliah  Biologi . JICA : Universitas Negeri
                  Yogyakarta.
Is, Kasmadi ; Gatot Luhbandjono.2009. Diktat Kuliah  Biologi .Jurusan Biologi
                  FMIPA UNNES :  Semarang.
Buku paket biologi kelas XII
Buku paket biologi kelas XI
Buku paket biologi kelas X


Tidak ada komentar:

Posting Komentar