Selasa, 27 Oktober 2015

artikel geometri datar

ARTIKEL  
GEOMETRI DATAR
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT”

 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) untuk
Mata Kuliah Geometri Datar

Disusun Oleh:   
Nama      :             Ai Nurhasanah
            NPM       :            20148300230
 Kelas       :           2B (Non-reguler)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada  Allah SWT, berkat limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya, sehingga Artikel Geometri Datar ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Artikel ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Geometri Datar dan sebagai sumber untuk pembelajaran di dalam kelas maupun untuk pembelajaran ke depannya.
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan artikel ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis minta kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk ke arah yang lebih baik lagi ke depannya.
Akhirnya, penulis menyampaikan banyak terimakasih  kepada semua pihak yang telah membantu penulis  dalam membuat artikel ini, mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jakarta,    22  Agustus  2015
 

Penulis,

                                                                                               




DAFTAR ISI

Halaman
COVER                                                              .......................................................................... 1
KATA PENGANTAR                                      .......................................................................... 2
DAFTAR ISI                                                      .......................................................................... 3
TOPIK PERMASALAHAN UNTUK ARTIKEL...................................................................... 4
ARTIKEL GEOMETRI DATAR (MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT).............................                 5
REFERENSI                                                      .......................................................................... 10


















TOPIK PERMASALAHAN UNTUK ARTIKEL

                Fakta di lapangan menunjukan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa mengalami banyak kesulitan untuk memahami materi geometri datar terutama pada pokok bahasan persegi panjang, baik secara rumus, sifat-sifat persegi panjang terutama dalam penyelesaian soal banyak sekali siswa yang belum mampu menjawab soal dengan benar dan tepat.
                Dari topic permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk menerapakan model pembelajaran TGT dalam artikel ini, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para siswa di sekolah.
















ARTIKEL GEOMETRI DATAR
Sabtu, 22 Agustus 2015
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
Oleh:
Ai Nurhasanah
Pendidikan Matematika, FKIP STKIP Kusuma Negara Jakarta
Email:  Ai_Nurhasanah@stkipkusumanegara.ac.id

ABSTRAK
AI NURHASANAH, 20148300230. Model pembelajaran yang digunakan seorang guru dalam melakukan pengajaran di dalam kelas kepada siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebab penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kejenuhan sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajran yang tepat untuk memotivasi anak dalam belajar. Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dapat dijadikan solusi alternative dari  permasalahan ini. Dalam model pembelajaran TGT, menekankan siswa untuk berkelompok dan berlomba-lomba mengumpulkan point tertinggi untuk mendapatkan reward dari guru.


Kata Kunci:  Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) ; hasil belajar


PENDAHULUAN
                Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti dalam semua jenjang pendidian, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah bahkan sampai Perguruan Tinggi karena matematika senantiasa hadir dalam kehidupan sehari-sehari. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai standar kelulusan Ujian Nasional (UN). Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan atau memajukan daya pikir manusia[1].  
                Namun, fakta di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran, dan banyak siswa menganggap Matematika merupakan pelajaran membosankan sehingga mereka cenderung pasif dalam pembelajaran. Ditambah dengan image guru matematika yang killer, semakin membuat anak tidak tertarik dan takut untuk mengikuti mata pelajaran matematika. Walaupun Matematika bukan melulu berupa angka-angka, tetap saja beberapa siswa masih beranggapan bahwa Matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak semua guru matematika menyeramkan.
                Mengingat pentingnya peranan matematika maka pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa perlu diperhatikan. Karena prestasi belajar merupakan pemahaman siswa terhadap materi matematika itu sendiri. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui  mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru[2]. Oleh karena itu, prestasi belajar dapat menjadi petunjuk yang digunakan guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
                Banyak sekali factor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: gen, nutrisi, lingkungan sekitar, siswa, guru dan lain sebagainya. Namun, di sini yang akan kita titik beratkan  adalah fakor dari guru. Factor yang menyebabkan prestasi atau hasil belajar matematika siswa rendah, salah satunya berasal dari guru, hal ini bisa disebabkan karena kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan kepada siswa.
                Selama ini kegiatan belajar mengajar matematika di dalam kelas masih terkesan monoton dan bersifat konvensional. Hal ini dibuktikan dengan dengan kegiatan belajarnya yang kurang bervariasi dan hanya didominasi oleh metode ceramah saja. Siswa yang bertipe belajar auditif akan lebih mudah dalam menerima isi pelajaran apabila penyampaian materinya dengan  menggunakan metode ceramah. Namun, bagi siswa yang bukan bertipe auditif tentu bukan hal yang mudah dan akan menghambat dirinya dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Disinilah pentingnya memilih model pembelajaran yang tepat.
                Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktifitas pembelajaran (Udin: 2001). Dengan demikian, aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang tertata secara sistematis.
[3]Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986) bahwa hakikat mengajar atau Teaching dalam membantu siswa memperoleh ide, keterampilan, nilai, cara perfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Dalam kenyataanya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran adalah -"the student's increased capabilities to learn more easly and effectively in the future", yaitu siswa mengingkatkan kemampuannya untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif dimasa yang akan datang (Joyce dan Weil, 1986:1).
[4]Dari hasil kajian terhadap berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan dites oleh para pakar pendidikan, Joyce dan Weil (1986) mengelompokkan model-model pembelajaran kedalam empat kategori, diantaranya adalah:
1.       Kelompok model pengolahan informasi.
2.       Kelompok model Personal.
3.       Kelompok model sosial.
4.       Kelompok model sistem prilaku.
Model pembelajaran tipe TGT bisa menjadi salah satu pilihan alternative untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) adalah model pembelajaran siswa untuk belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen dan siswa berlomba-lomba dengan kelompoknya untuk mengumpulkan point tertinggi untuk mendapatkan reward atau penghargaan dari guru.


PEMBAHASAN
                Pembelajaran matematika tidaklah mudah, tidak semua siswa bisa dengan satu metode yang sama. Maka dari itu guru harus mengetahui dulu seperti apa siswanya, apa keinginan siswa[5].
                Model pembelajaran TGT, mengajak siswanya tidak hanya untuk mendengarkan guru menyamoaikan materinya dan menjawab soal yang diberikan guru. Tetapi, mengajak siswanya untuk berinteraksi, bermain, belajar dan aktif serta menggerakan semua indra dan kemampuan yang dimiliki siswa itu sendiri.
                Berikut conto model pembelajaran TGT : siswa dibagi beberapa kelompok, sistem pembagian kelompok dengan mengambil permen yang sudah ada nomor kelompok yang diberikan oleh guru setelah semua mendapat permen, guru member kesempatan untuk mencari keompok masing-masing sesuai nomor yang tertera dipermen. Dan kelompok yang sudah bertemu harus menuliskan anggotanya dan diberikan kepada guru. Kelompok yang pertama mengumpulkan akan mendapat poin 5, dan yang tidak mengumpulkan akan diberi sanki dengan dikurangi poinnya 3.
                Setelah itu guru memberikan amplop yang beisi hurup, setiap kelompok diberi waktu 3 menit untuk menyusun kata-kata yang berhubungan dengan persegi panjang. Hurup disusun seperti main teka-teki. Lalu di nilai, setelah itu pindah ke tempat kelompok lain tugasnya sama harus menyusun kata yang berhubungan dengan persegi panjang. Dan seterusnya seperti itu sampai tempat semua kelompok pernah dipindahi.
                Selanjutnya, guru membuat sistem cerdas cermat. Kelomok siapa yang bisa menjawab maka harus dengan menggunakan bell andalan tiap kelompok. Missal kelompok A ning nong, B opoooo. Setiap soal diberi poin sesuai dengan kesukaran soal tersebut.
                Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran dan mengumumkan skor tertinggi yang diraih dan diberi hadiah.
                Dalam belajar mengajar tidak harus melulu mengikuti kurikulum karena yang terpenting bagaimana cara guru itu sendiri membawakan mata pelajrannya yang bisa diterima oleh semua siswanya.
                Model pembelajaran tipe ini merupakan innovator dalam pendidikan dan sebagain besar berhasil mengingkan pemahaman dan prestasi belajar siswa terutama materi persegi panjang. Karena bentuknya game, yang rata-rata disenangi semua siswa.

KESIMPULAN
                Kesimpulan yang dapat dirumuskan  berdasarkan penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
1.       Model pembelajaran TGT, mampu menjadi solusi atas permasalahan pembelajaran pada materi bangun datar persegi panjang.
2.       Dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang didesaig dengan semenarik mungkin, mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
3.       Model pembelajaran ini berhasil karena sayapun dulu ketika SMA oleh guru saya diterapkan model pembelajran ini, materi cepat paham dan selalu teringat.


SARAN
                Dari penulisan artikel ini, penulis memberikan saran kepada guru-guru atau pun calon guru mata pelajaran matematika khususnya diseluruh Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1.       Dalam melakukan proses belajar mengajar harus adanya atau harus menggunakan model belajar yang tepat agar siswa termotivasi dan menghasilkan prestasi belajar yang optimal atau maksimal.
2.       Untuk menerapakan model pembelajaran TGT, harus disesuaiakan dengan kondisi dan situasi agar pembelajaran berjalan optimal.
3.       Sususnlah atau buatlah permainan yang lebih menarik lagi untuk merangsang greget para siswa.

               





REFERENSI



Alfanni, Mardita dan Bambang Priyo Darminto, Riawan Yudi Purwoko. 2013. Eksprimentasi
                Model Pembelajaran TGT Pada Materi Bangun Datar Segitiga.
Universitas
                Muhammadiyah Purwerojo.
Hermawan, H. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung, Citra Paya.
Nubatonis, Ofirenty Eyada. 2011. PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE.
Yuliawati. 2014. Profesi dan Kpribadian Guru. Jakarta, STKIP Kusuma Negara Jakarta.




               




[1] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repunlik Indinesia Nomor 14 Tahun 2007
[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia
[3] Joyce, B, dan Weil, M, 1986. Models of Teaching, New Jersey, Prentie-Hall, Inc.
[4] Hermawan, H. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung, Citra Paya.
[5]Yuliawati, M.Pd. dalam mata kuliah Profesi dan Kpribadian Guru 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar