ARTIKEL
GEOMETRI DATAR
“MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI
PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT”
Diajukan
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) untuk
Mata Kuliah
Geometri Datar
Disusun Oleh:
Nama : Ai Nurhasanah
NPM : 20148300230
Kelas
: 2B (Non-reguler)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP KUSUMA
NEGARA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, berkat
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya, sehingga Artikel Geometri Datar
ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Artikel ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Geometri Datar dan sebagai sumber untuk pembelajaran di dalam kelas maupun
untuk pembelajaran ke depannya.
penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan artikel ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis
minta kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk ke arah yang lebih baik
lagi ke depannya.
Akhirnya, penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam
membuat artikel ini, mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.
Jakarta, 22 Agustus
2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .......................................................................... 1
KATA
PENGANTAR ..........................................................................
2
DAFTAR
ISI ..........................................................................
3
TOPIK
PERMASALAHAN UNTUK ARTIKEL......................................................................
4
ARTIKEL GEOMETRI DATAR
(MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT)............................. 5
REFERENSI ..........................................................................
10
TOPIK
PERMASALAHAN UNTUK ARTIKEL
Fakta
di lapangan menunjukan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa mengalami banyak
kesulitan untuk memahami materi geometri datar terutama pada pokok bahasan persegi
panjang, baik secara rumus, sifat-sifat persegi panjang terutama dalam
penyelesaian soal banyak sekali siswa yang belum mampu menjawab soal dengan
benar dan tepat.
Dari
topic permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk menerapakan model
pembelajaran TGT dalam artikel ini, untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi para siswa di sekolah.
ARTIKEL
GEOMETRI DATAR
Sabtu,
22 Agustus 2015
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT
Oleh:
Ai
Nurhasanah
Pendidikan Matematika, FKIP
STKIP Kusuma Negara Jakarta
Email: Ai_Nurhasanah@stkipkusumanegara.ac.id
ABSTRAK
AI
NURHASANAH, 20148300230. Model
pembelajaran yang digunakan seorang guru dalam melakukan pengajaran di dalam
kelas kepada siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sebab
penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kejenuhan
sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu, diperlukan
model pembelajran yang tepat untuk memotivasi anak dalam belajar. Model
Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) dapat dijadikan solusi alternative
dari permasalahan ini. Dalam model
pembelajaran TGT, menekankan siswa untuk berkelompok dan berlomba-lomba
mengumpulkan point tertinggi untuk mendapatkan reward dari guru.
Kata
Kunci: Model Pembelajaran TGT (Team
Game Tournament) ; hasil belajar
PENDAHULUAN
Matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti dalam semua jenjang pendidian,
baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah bahkan sampai Perguruan Tinggi
karena matematika senantiasa hadir dalam kehidupan sehari-sehari. Matematika
juga merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai standar
kelulusan Ujian Nasional (UN). Matematika merupakan
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan atau memajukan daya
pikir manusia[1].
Namun,
fakta di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran, dan banyak siswa menganggap
Matematika merupakan pelajaran membosankan sehingga mereka cenderung pasif
dalam pembelajaran. Ditambah dengan image guru matematika yang killer, semakin
membuat anak tidak tertarik dan takut untuk mengikuti mata pelajaran
matematika. Walaupun Matematika bukan melulu berupa angka-angka, tetap saja
beberapa siswa masih beranggapan bahwa Matematika merupakan pelajaran yang
sulit dan tidak semua guru matematika menyeramkan.
Mengingat pentingnya peranan
matematika maka pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa perlu
diperhatikan. Karena prestasi belajar merupakan pemahaman siswa terhadap materi
matematika itu sendiri. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru[2].
Oleh karena itu, prestasi belajar dapat menjadi petunjuk yang digunakan guru
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Banyak sekali factor yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu: gen, nutrisi, lingkungan sekitar, siswa,
guru dan lain sebagainya. Namun, di sini yang akan kita titik beratkan adalah fakor dari guru. Factor yang
menyebabkan prestasi atau hasil belajar matematika siswa rendah, salah satunya
berasal dari guru, hal ini bisa disebabkan karena kurang tepatnya model
pembelajaran yang diterapkan kepada siswa.
Selama ini kegiatan belajar
mengajar matematika di dalam kelas masih terkesan monoton dan bersifat
konvensional. Hal ini dibuktikan dengan dengan kegiatan belajarnya yang kurang
bervariasi dan hanya didominasi oleh metode ceramah saja. Siswa yang bertipe
belajar auditif akan lebih mudah dalam menerima isi pelajaran apabila
penyampaian materinya dengan menggunakan
metode ceramah. Namun, bagi siswa yang bukan bertipe auditif tentu bukan hal
yang mudah dan akan menghambat dirinya dalam menerima materi yang disampaikan
oleh guru. Disinilah pentingnya memilih model pembelajaran yang tepat.
Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
serta melaksanakan aktifitas pembelajaran (Udin: 2001). Dengan demikian,
aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang tertata secara sistematis.
[3]Sebagaimana
ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986) bahwa hakikat mengajar atau Teaching dalam
membantu siswa memperoleh ide, keterampilan, nilai, cara perfikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Dalam
kenyataanya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran
adalah -"the student's increased capabilities to learn more easly and
effectively in the future", yaitu siswa mengingkatkan
kemampuannya untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif dimasa yang akan
datang (Joyce dan Weil, 1986:1).
[4]Dari
hasil kajian terhadap berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan
dites oleh para pakar pendidikan, Joyce dan Weil (1986) mengelompokkan
model-model pembelajaran kedalam empat kategori, diantaranya adalah:
1.
Kelompok model pengolahan informasi.
2.
Kelompok model Personal.
3.
Kelompok model sosial.
4.
Kelompok model sistem prilaku.
Model pembelajaran tipe TGT bisa menjadi salah satu pilihan
alternative untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa.
Model pembelajaran TGT
(Team Game Tournament) adalah model pembelajaran siswa untuk belajar bersama
dalam kelompok kecil yang heterogen dan siswa berlomba-lomba dengan kelompoknya
untuk mengumpulkan point tertinggi untuk mendapatkan reward atau penghargaan
dari guru.
PEMBAHASAN
Pembelajaran
matematika tidaklah mudah, tidak semua siswa bisa dengan satu metode yang sama.
Maka dari itu guru harus mengetahui dulu seperti apa siswanya, apa keinginan
siswa[5].
Model
pembelajaran TGT, mengajak siswanya tidak hanya untuk mendengarkan guru
menyamoaikan materinya dan menjawab soal yang diberikan guru. Tetapi, mengajak
siswanya untuk berinteraksi, bermain, belajar dan aktif serta menggerakan semua
indra dan kemampuan yang dimiliki siswa itu sendiri.
Berikut
conto model pembelajaran TGT : siswa dibagi beberapa kelompok, sistem pembagian
kelompok dengan mengambil permen yang sudah ada nomor kelompok yang diberikan
oleh guru setelah semua mendapat permen, guru member kesempatan untuk mencari
keompok masing-masing sesuai nomor yang tertera dipermen. Dan kelompok yang
sudah bertemu harus menuliskan anggotanya dan diberikan kepada guru. Kelompok
yang pertama mengumpulkan akan mendapat poin 5, dan yang tidak mengumpulkan
akan diberi sanki dengan dikurangi poinnya 3.
Setelah itu guru memberikan
amplop yang beisi hurup, setiap kelompok diberi waktu 3 menit untuk menyusun
kata-kata yang berhubungan dengan persegi panjang. Hurup disusun seperti main
teka-teki. Lalu di nilai, setelah itu pindah ke tempat kelompok lain tugasnya
sama harus menyusun kata yang berhubungan dengan persegi panjang. Dan
seterusnya seperti itu sampai tempat semua kelompok pernah dipindahi.
Selanjutnya, guru membuat sistem
cerdas cermat. Kelomok siapa yang bisa menjawab maka harus dengan menggunakan
bell andalan tiap kelompok. Missal kelompok A ning nong, B opoooo. Setiap soal
diberi poin sesuai dengan kesukaran soal tersebut.
Setelah pembelajaran selesai,
guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran dan mengumumkan
skor tertinggi yang diraih dan diberi hadiah.
Dalam belajar mengajar tidak
harus melulu mengikuti kurikulum karena yang terpenting bagaimana cara guru itu
sendiri membawakan mata pelajrannya yang bisa diterima oleh semua siswanya.
Model pembelajaran tipe ini
merupakan innovator dalam pendidikan dan sebagain besar berhasil mengingkan
pemahaman dan prestasi belajar siswa terutama materi persegi panjang. Karena
bentuknya game, yang rata-rata disenangi semua siswa.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat dirumuskan berdasarkan penulisan
artikel ini adalah sebagai berikut:
1.
Model pembelajaran TGT, mampu menjadi solusi atas permasalahan
pembelajaran pada materi bangun datar persegi panjang.
2.
Dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang didesaig dengan
semenarik mungkin, mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
3.
Model pembelajaran ini berhasil karena sayapun dulu ketika SMA
oleh guru saya diterapkan model pembelajran ini, materi cepat paham dan selalu
teringat.
SARAN
Dari penulisan
artikel ini, penulis memberikan saran kepada guru-guru atau pun calon guru mata
pelajaran matematika khususnya diseluruh Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1.
Dalam melakukan proses belajar mengajar harus adanya atau harus
menggunakan model belajar yang tepat agar siswa termotivasi dan menghasilkan
prestasi belajar yang optimal atau maksimal.
2.
Untuk menerapakan model pembelajaran TGT, harus disesuaiakan
dengan kondisi dan situasi agar pembelajaran berjalan optimal.
3.
Sususnlah atau buatlah permainan yang lebih menarik lagi untuk
merangsang greget para siswa.
REFERENSI
Alfanni, Mardita dan Bambang Priyo
Darminto, Riawan Yudi Purwoko. 2013.
Eksprimentasi
Model Pembelajaran TGT Pada Materi Bangun Datar Segitiga. Universitas
Muhammadiyah Purwerojo.
Model Pembelajaran TGT Pada Materi Bangun Datar Segitiga. Universitas
Muhammadiyah Purwerojo.
Hermawan, H. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung, Citra Paya.
Nubatonis, Ofirenty Eyada. 2011. PEMBELAJARAN
GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE.
Yuliawati.
2014. Profesi dan Kpribadian Guru.
Jakarta, STKIP Kusuma Negara Jakarta.
[1]
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repunlik Indinesia Nomor 14 Tahun 2007
[2] Kamus
Besar Bahasa Indonesia
[3]
Joyce, B, dan Weil, M, 1986. Models of
Teaching, New Jersey, Prentie-Hall, Inc.
[4]
Hermawan, H. 2006. Model-model
Pembelajaran Inovatif, Bandung, Citra Paya.
[5]Yuliawati,
M.Pd. dalam mata kuliah Profesi dan Kpribadian Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar