MAKALAH
SISTEM
ORGAN
Disusun
Oleh:
Ai
Nurhasanah 20148300230
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI
DAN ILMU PENDIDIKAN
KUSUMA NEGARA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sebuah kebaikan terwujud sehingga penyusun dapat penyelesaikan
makalah Biologi Umum yang berjudul “SISTEM
ORGAN” tepat pada waktunya tanpa menemui hambatan yang berarti.
Makalah
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Biologi Umum. Dalam makalah ini berisi pengetian sistem organ, sistem organ
pada manusia, pada hewan dan pada tumbuhan.
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Maka dari itu, penyusun minta kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk
ke arah yang lebih baik lagi ke depannya.
Akhirnya,
penyusun menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini mohon maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.
Jakarta, 12 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ..........................................................................
1
DAFTAR
ISI ..........................................................................
2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..........................................................................
3
B. Rumusan
Masalah ..........................................................................
3
C. Tujuan
Penyusunan ..........................................................................
3
D. Manfaat
Penyusunan ..........................................................................
4
E. Metode
Penyusunan ..........................................................................
4
BAB
2 PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Organ ..........................................................................
5
B. Sistem
Organ Pada Manusia ..........................................................................
5
C. Sistem
Organ Pada Tumbuhan ..........................................................................
8
D. Sistem
Organ Pada Hewan ..........................................................................
8
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
23
B. Saran ..........................................................................
23
DAFTAR
ISI ..........................................................................
24
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu biologi
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk
hidup dan lingkungannya. Setiap orang terlibat sangat erat dengan
biologi,kerena salah satu objek dalam biologi adalah manusia. Oleh karena itu,
banyak sekali ilmu-ilmu yang mesti kita pelajari dan pahami.
Dalam kehidupan ada yang di sebut
dengan organism kehidupan. Yang termasuk ke dalam organism kehidupan adalah
sel, jaringan, organ dan sistem organ.
Selama ini kita hanya mengetahui
jenis-jenis yang termasuk ke dalam organism kehidupan tanpa mengetahui definisi
dan peran. Maka dari itu, penyusun dalam makalah ini akan membahas tentang
sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
pemaparan latar belakang di atas, penyusun dapat merumuskan rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini. Adapun rumusan masalahnya antara lain
sebagai berikut :
1. Bagaimana
sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan?
C.
Tujuan
Penyusunan
Adapun
tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk
memenuhi tugas individu mata pelajaran Biologi Umum.
2. Untuk
mengetahui tentang sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.
D.
Manfaat
Penyusanan
Adapun
manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah Biologi tentang sistem organ
ini, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat
memenuhi tugas individu mata pelajaran Biologi Umum.
2. Dapat
mengetahui tentang sistem organ pada manusia, hewan dan tumbuhan.
E.
Metode
Penyusunan
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan studi literature dari beberapa
buku dan internet.
Studi
literature adalah metode penyusunan yang sumbernya dari buku dan bacaan lainnya
atau bisa juga disebut telaah buku.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem Organ
Organ
adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam
tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang
menjalankan fungsi tertentu. sistem organ disebut juga kumpulan
beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Dalam melaksanakan kerja sama
ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling
bergantung dan saling memengaruhi satu sama lainnya.
B.
Sistem
Organ Pada Manusia
Setiap organ memegang
peran yang sangat penting dalam menjalankan fungsinya. Sistem organ yang terdapat
dalam tubuh manusia ada sembilan sistem organ, antara lain:
1.
Sistem rangka
Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan
bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang
rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang
pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
2.
Sistem otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti
untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas
otot polos, otot jantung dan otot rangka.
3.
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang
memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan
oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri
atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah
bening (limfatik) dan kelenjar limfe.
4.
Sistem pencernaan makanan
Sistem perncernaan adalah sistem
yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan
digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus usus besar dan anus.
5.
Sistem respirasi/ pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang
memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea /
trakhea, bronki dan paru-paru.
6.
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan hasil
metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel tubuh
dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal,
paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).
7.
Sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang,
simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
8.
Sistem hormone
Sistem
hormon disebut juga sistem endokrin. Hormone adalah zat kimia dalam bentuk
senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormone mengatur
aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Terdiri atas kelenjar tiroid,
kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
9.
Sistem reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
Table sistem organ pada tubuh
manusia
C.
Sistem
Organ Pada Tumbuhan
Tumbuhan hijau, seperti juga mahluk
hidup bersel banyak lainnya, tubuhnya terdiri atas beberapa organ. Organ-organ
tersebut adalah akar, batang, daun, dan bunga. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan
pertukaran gas melalui stomata. Akar
berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air dalam tanah. Batang berfungsi untuk pengangkutan
dan bungan untuk perkembangbiakan. Organ-organ dalam tubuh tidak dapat berdiri
sendiri. Agar dapat menjalankan fungsinya, organ yang satu tergantung pada
organ lainnya. Kumpulan organ membentuk sistem organ.
Sistem
organ tumbuhan adalah
sistem transportasi, dan sistem respirasi. Organ-organ utama yang berperan
dalam sistem pengangkutan (transportasi) pada tumbuhan hijau adalah akar dan
batang. Pada akar dan batang terdapat berkas pembuluh yaitu xilem dan floem.
Xilem berfungsi mengangkut air tanah dan garam-garam mineral dari akar menuju
daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari
daun menuju ke bagian lain.
Sistem
penguapan (transpirasi) pada tumbuhan hijau dilakukan oleh daun dan batang.
Melalui organ-organ tersebut kelebihan air dalam tubuh tumbuhan dikeluarkan
dalam bentuk uap air. Sementara itu, untuk kelangsungan hidupnya, tumbuhan
melakukan pernapasan (respirasi). Organ-organ yang berperan dalam sistem
pernapasan adalah stomata pada daun dan lentisel pada batang. Melalui stomata
dan lentisel ini pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Sistem
reproduksi pada tumbuhan secara vegetative dan generative. Ada yang buatan seperti
cangkok, merunduk dan lain-lain.
D.
Sistem
Organ Pada Hewan
Setiap organ
memegang peranan yang sama penting dalam menjalankan fungsinya.
Sistem organ tubuh hewan dikelompokkan
menjadi 12, yaitu:
1.
Sisten rangka (skelet)
a.
Sistem rangka pada hewan invetebrata
Hewan
invetebrata misalnya, pada cacing
pipih, cacing gilig, hewan golongan Annelida,
dan
Coelenterata (Cnidaria) memiliki sistem rangka hidrostatik. Adanya rangka
hidrostatik memungkinkan gerakan peristalsis. Gerakan peristalsis merupakan
pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai
ekor. Gerakan peristalsis dapat terjadi karna adanya otot sirkuler dan otot
longitudinal. Sedangkan invetebrata yang lain membutuhkan sistem rangka untuk
melindungi tubuh mereka. Masalah ini diatasi dengan berkembangnya sistem rangka
luar (eksoskeleton).
Eksoskeleton
terdiri dari shell dan body case. Shell atau cangkang merupakan
eksoskeleton yang tidak menutupi seluruh tubuh hewan. Shell terdiri dari satu atau dua bagian (kepingan) yang tumbuh
bersamaan dengan tubuh hewan pemiliknya. Shell
paling banyak ditemukan pada hewan-hewan Bivalvia dan Gastropoda (molusca). Sebaliknya, body case lebih kompleks dari pada shell. Body case merupakan eksoskeleton
yang menutupi seluruh permukaan tubuh hewan. Body case terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada
sendi-sendi tertentu yang fleksibel. Body
case tidak dapat tumbuh secara
periodik, sehingga body case harus ditinggalakan dan diganti dengan yang baru.
Contohnya pada Arthropoda yang mencakup kelompok serangga, udang dan laba-laba.
b.
Sistem rangka pada hewan vertebrata
Hewan
vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut
diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton vertebrata
dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari
tulang. Tulang dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan
memilki bentuk khas, dimana bentuk
khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
Sistem gerak
hewan vertebrata sama seperti pada manusia,,otot sebagai alat gerak aktif dan
tulang sebagai alat gerak pasif. Hewan yang hidup di darat memiliki struktur
tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun hewan yang hidup
di udara dan di air memiliki struktur tulang yang khas. Selain itu hewan-hewan
tersebut juga memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung
pergerakan. Contohnya burung dan ikan.
Burung
merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergaerak di udara.
Burung memiliki:
1)
Sayap dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh
burung di udara.
2)
Rangka yang ringan dan ramping atau pipih.
3)
Sistem tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.
Bulu burung selain
berfungsi untuk terbang,
juga berfungsi
untuk menahan panas, sehingga tubuh
burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efesien dalam keadaan
hangat.
Burung memiliki
struktur tulang yang teradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung antara
lain adalah:
1)
Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan
rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2)
Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan
luas,,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3)
Tulang-tulang burung berongga dan ringan. tulang-tulang
tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4)
Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit
dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk
mengurangi berat, terutama ketika burung terbang.
5)
Tulang belakang bergabung untuk memberi
bentuk rangka yang padat,
terutama ketika
mengepakkan sayap pada saat terbang.
Teknik Terbang
Burung terbang
dengan mengepakkan sayap,
yaitu
menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah untuk menimbulkan gerakan mengangkat
dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkat sayap
memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlikan kekuatan yang lebih kecil.
Pada saat mengangkat sayap,
burung menempatkan
posisi sayapnya ke semula,
untuk memulai
gerakan mendorong dan mengangkat kembali.
Sedangkan pada
hewan yang hidup di air,
seperti
contohnya ikan. Kita tahu bahwa air memiliki kerapatan yang lebih besar
dibandingkan udara, sehingga hewan
lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya,,air memiliki gaya angkat yang
lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air
memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas. Jadi, untuk bergerak di dalam air,
ikan memiliki
struktur:
1)
Bentuk tubuh yang Aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak di dalam air.
2)
Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan
ikan di dalam air.
3)
Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak
diinginkan.
4)
Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertikal.
5)
Susunan otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk
mendorong ekor ikan melawan air.
2.
Sistem otot
Otot merupakan
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang ketika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi ketika
sedang melakukan kegiatan,
sedangkan
relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot
memiliki 3 karakter, yaitu:
a.
Kontraksibilitas
yaitu kemampuan
otot untuk memendek, otot menjadi
lebih pendek dari ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan.
b.
Ekstensibilitas
yaitu kemampuan
otot untuk memanjang, otot menjadi
lebih panjang dari ukuran semula.
c.
Elastisitas
yaitu kemampuan
otot untuk kembali pada ukuran semula.
Sifat kerja otot
Otot dapat
bekontraksi karena adanya ransangan. Umumnya, otot berkontraksi bukan karena satu ransangan, melainkan karena suatu rangkaian ransangan yang berurutan. Ransangan kedua
memperkuat ransangan pertama,
dan ransangan
ketiga memperkuat ransangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau
tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus-menerus disebut tetanus.
Sifat kerja
otot dibedakan atas:
a.
Antagonis
Antagonis
adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak yang berlawanan, contohnya:
·
Ekstensor (meluruskan)
dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
·
Abduktor (menjauhi
badan) dan adduktor (mendekati
badan), misalnya gerak tangan sejajar bahu dan
sikap sempurna.
·
Depresor (ke bawah) dan
elevator (ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan
menengadah.
·
Supinator (menengadah)
dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b.
Sinergis
Sinergis adalah
otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah, contohnya:
·
Pronator teres dan pronator kuadratus (Marieb & Mallat
2001)
Mekanisme gerak
otot
Dari hasil
penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan
teori kontraksi otot yang disebut dengan model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi
berdasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa
filamen aktin dan filamen miosin.
Ransangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (bagian terang di
antara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot memendek, yang tetap panjang ialah pita A (pita
gelap),,sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu
kontraksi.
Ujung miosin
dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatakan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah. Pada saat inilah
terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi
miosin ekor.
Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang lagi.
Sumber energi untuk gerak otot
ATP (Adenosin Tri Fosfat) merupakan sumber
energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbihidrat dan
lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
memerlukan ATP.
ATP ADP + P
Aktin + Miosin Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang
terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokretin tidak dapat dipakai
lansung sebagai sumber energi,,tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya
kepada ADP dan mengubahnya menjadi ATP.
Kreatin
Fosfokretin +ADP Kreatin + ATP
Foafokinase
Pada otot
lurik,,jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
foafokretin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas, oleh sebab itu, fase kontraksi sering disebut fase
anaerob.
Otot yang
berkontraksi dalam waktu yang alam dapat mengalami kelelahan. Hal itu
disebabkan menurunnya ATP dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP, dan asam laktat naik konsentrasinya.
Sumbeb lain
untuk memperoleh energi ialah mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa.
Glikogen merupakan senyawa yang tidak larut.
Untuk itu maka, glikogen
dilarutkan dulu menjadi laktasidogen, dan laktasidogen akan diubah menjadi
glukosa dan asam laktat. Glikosa akan dioksidasi dan menghasilkan CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan digunakan untuk pembentukan ATP dan
fosfokreatin. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, dan glukosa menjadi CO2 dan H2O berlansung pada saat
otot dalam keadaan relaksasi dengan menggunakan oksigen bebas. Oleh sebab itu, fase relaksasi disebut juga fase aerob.
3.
Sisten integumen (kulit)
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,,memisahkan,,melindungi,,dan menginformasikan
hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,,rambut,,bulu,,sisik,,kuku,,kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup".
v Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh
manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian yaitu: bagian terluar disebut
epidermis, bagian tengah mesodermis dan bagian dalam dermis. Kulit sangat
sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya seperti panas matahari
debu dan asap knalpot.
Fungsi kulit
dapat bermacam-macam, antara lain:
·
Sebagai pelindung
·
Sebagai eksteroreseptor
·
Sebagai osmoregulator
·
Sebagai termoregulator
·
Sebagai alat pernapasan
·
Sebagai alat gerak
·
Sebagai tempat cadangan makanan
v Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.
Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut
yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma,,juga ditemukan pada tumbuhan.
v Kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran.
Fungsi utama kuku adalah
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya
sentuh. Secara kimia,,kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku
terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga
menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan
bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan
kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih
cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh
panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia
nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
Binatang
menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan
oleh adanya
kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya, adanya rambut, dan tubuh yang endoterm atau
"berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah,,termasuk
jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5000 genus, yang
tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang
dipakai.
Secara
filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti ekidna) dan
mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial).
Mamalia
memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
·
Paling luar adalah epidermis
Epidermis biasanya terdiri atas tiga
puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari
lapisan epidermis ini sering terkelupas, epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel
anakannya terdorong ke atas (ke arah luar).
·
Tengah adalah dermis
Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan lima belas hingga
empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen
seperti pembuluh darah dan kelenjar.
·
Dalam adalah hypodermis
Hipodermis tersusun atas jaringan
adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi. Ketebalan lapisan ini
bervariasi pada setiap spesies.
4.
Sistem pencernaan
1)
Hewan invertebrata
Pada hewan
invertebrata, pembagian makanan dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana, seperti pada amoeba dengan vakuola makanan, pada planaria dengan gastrovaskuler.
a)
Sistem pencernaan cacing tanah
Saluran pencernaan cacing tanah terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
Cacing tanah memakan buangan sampah, kemudian makanan ini masuk ke dalam mulut bersama
dengan butiran-butiran tanah. Setelah itu, makanan
di dalam kerongkongan yang membesar (faring) akan dibasahi oleh lendir, kemudian disimpan sementara di dalam tembolok. Dari
tembolok, makanan masuk ke dalam empedal. Empedal adalah lambung
pengunyah yang berotot. Di empedal, makanan dicerna
secara mekanik dengan bantuan butiran tanah, kemudian
dialirkan ke usus.
Pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan, terjadi di dalam usus. Sisa makanan dikeluarkan
melalui anus.
b)
Sistem pencernaan serangga
Serangga yang kita ambil sebagai contoh adalah
belalang. belalang mencari makanan secara aktif. Oleh karena itu, di sekitar mulut belalang terdapat alat pelengkap
khusus, sehingga dapat memakan daun dengan cepat.
Dari mulut, makanan melalui
kerongkongan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan sementara. Dari tembolok, makanan menuju ke empedal. Di empedal, makanan digiling, kemudian
masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, terjadi pencernaan
secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan kemudian masuk ke dalam
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa maknan yang berbentuk padat
dikumpulkan dan bermuara pada usus besar, lalu sisa makanan
dikeluarkan melalui anus.
2)
Hewan
vertebrata
a)
Sistem pencernaan burung
Burung memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari
mulut, kerongkongan, tembolok, lambung
kelenjar, empedal, usus halus, usus besar, dan kloa.
Burung menggunakan paruhnya untuk mengambil makanan, namun paruh burung tidak berfungsi sebagai pengunyah.
Lidah burung runcing dan keras karena berlapiskan zat tanduk. Makanan dari
mulut masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok, makanan disimpan sementara, setelah
itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung.
Di empedal, makanan dihancurkan
dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal, pencernaan
dilanjutkan di usus halus. Pankreas dan hati menghasilkan enzim-enzim
pencernaan yang dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh
darah pada dinding usus halus. Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar, kemudian ke rektum dan akhirnya dikeluarkan melalui
kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu
saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.
b)
Sistem pencernaan Reptil
Reptil memiliki
saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Pada reptil, alat untuk menangkap
mangsa adalah lidah, contohnya pada cicak, dan gigi, contohnya pada buaya.
Mangsa yang tertangkap lansung ditelan. lendir yang dihasilkan kelenjar ludah
membantu mempermudah penelanan mangsa.
c)
Sistem pencernaan amfibi
Saluran pencernaan amfibi, contohnya
katak, terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka.
Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa.
Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung
makanan, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui
kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran, yaitu:
saluran pencernaan, saluran eksresi, dan saluran alat kelamin.
d)
Sistem pencernaan ikan
Saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
Dari mulut, makanan masuk ke
dalam kerongkongan, kemudian masuk menuju
lambung untuk dicerna. Dari lambung, makanan mengalir
menuju usus, dan bermuara di anus.
e)
Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama
dengan manusia, kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur
lambung, khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora.
·
Rongga mulut (kavum
oris)
Rongga mulut mamalia dibentuk oleh tiga tahap, yaitu palatum
durun (langit-langit keras), palatum mole (langit-langit
lunak), serta velum
palastini (bagian tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak. Di dalam rongga
mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Jenis gigi mamalia sama dengan
gigi manusia, tetapi mengalami perubahan bentuk yang sesuai dengan
cara hidupnya.
·
Gigi seri (dens
insisivus)
Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk
memotong. Pada hewan pengerat rodentia), gigi seri berfungsi
untuk mengerat. Email hanya ada di bagian daratan muka. Di bagian ini gigi
terus tumbuh.
·
Gigi taring (dens
caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek.
Pada hewan karnivora, gigi taring tumbuh
dan berkembang dengan baik, sedangkan pada
herbivora, gigi taring tidak berkembang.
·
Geraham muka
(premolar)
Geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian
mahkotanya terdiri dari email yang melintang dan tajam.
·
Geraham belakang
(molar)
Geraham belakang berfungsi untuk mengunyah. Bentuknya
sama dengan molar pada manusia.
·
Lambung
Khusus hewan pemamah biak (ruminansia), seperti sapi, rusa, dan kambing, lambungnya terbagi
menjadi empat ruang, yaitu: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Proses pencernaan di lambung sapi adalah sebagai
berikut, rumput atau daun-daunan dikunyah sekadarnya serta
dicampur air ludah, lalu ditelan ke
esofagus. Dari esofagus makanan masuk ke rumen. Di rumen, terdapat
simbiosis antara hewan pemamah biak dengan bakteri dan flagelata yang yang
dapat menghasilkan enzim selulase.
Bakteri yang mampu menghancurkan selulosa contohnya adalah Chytophaga, sedangkan flagelata
yang biasa terdapat dalam tubuh hewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Akibat perombakan oleh flagelata ini, feses dapat digunakan untuk pupuk, dan dapat pula digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
biogas melalui proses peragian.
Di dalam rumen, terjadi pencernaan
protein dan polisakarida, serta fermentasi
selulosa dan enzim selulase. Dari rumen, makanan masuk ke
retikulum. Di retikulum, makanan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Pada saat sapi beristirahat, bolus
yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum untuk dikunyah
lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum, lalu
ke omasum, dan selanjutnya ke abomasum. Di abomasum ini terjadi
pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan.
·
Intestinum (usus)
Usus pada mamalia dapat dibedakan atas usus halus (intestinum tenue) dan usus besar (intestinum krasum). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Di dalam usus halus, terjadi
perombakan terakhir dan proses penyerapan sari-sari makanan. Usus berakhir
dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis besar, sistem pencernaan makanan pada semua hewan mamalia
adalah sama, kecuali pada hewan pemamah biak yang memiliki
kekhususan.
Berbeda dengan sapi, ruminansia
seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak
melakukan fermantasi selulosa di rumen, tapi di sekum (usus buntu). Sekum adalah kantong
kecil yang terdapat di pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada
hewan-hewan tersebut, tidak terjadi
pengunyahan dua kali sehingga feses yang dihasilkan lebih kasar dan berserat
dari pada feses sapi. Pada kelinci dan hewan pengerat lainnya, bakteri pencerna selulosa hidup di usus besar. Sistem
respirasi
5.
Sistem Respirasi
Mekanisme pernapasan pada hewan bergantung
pada sifat lingkungannya,
yaitu lingkungan
perairan atau daratan. Daratan lebih banyak mengandung oksigen dari pada
perairan, sehingga sistem pernapasan antara hewan
yang hidup di air dengan hewan yang hidup di darat berbeda. Pernapasan pada
hewan ada yang dilakukan secara difusi lansung melalui sel-sel permukaan tubuh.
Ada pula hewan yang melakukan pernapasan dengan alat-alat khusus, misalkan insang, kulit, trakea, atau paru-paru.
a.
Hewan
avertebrata
·
Sistem pernapasan porivera
Pada porivera,
proses
pernapasan masih sangat sederhana. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk
melalui pori-pori tubuhnya. Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk
melalui sel-sel permukaan tubuhnya,
yaitu koanosit
secara difusi.
Di dalam mitokondrian pada sel koanosit, oksigen digunakan untuk mengurangi
molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbon
dioksida. Selanjutnya,bmolekul-molekul karbon dioksida yang
terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membran sel dan keluar
menuju spongosol. Air dalam spongosol digerakkan oleh flagelum sel koanosit dan
mengalir keluar melalui oskulum.
·
Sistem pernapasan coelenterata
Coelenterata tersusun dari dua lapisan sel,,yaitu lapisan
luar berasal dari ektoderm dan
lapisan dalam berasal dari endoderm.
Lapisan sel yang berasal dari ektoderm disebut epidermis dan lapisan sel yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Pertukaran gas terjadi
secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.
Pada pernapasannya,
Coelenterata
memiliki alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis, disebut sifonoglifa.
·
Sistem pernapasan serangga
Pada serangga,,pertukaran gas dari jaringan dengan udara
di lingkungan dilakukan dengan menggunakan trakea
(anyaman tabung-tabung yang berisi udara), sehingga disebut sistem pembuluh
trakea. Sistem pembuluh trakea merupakan sistem pernapasan yang paling
sederhana dan paling efisien. Sistem pernapasan ini terdiri dari suatu sistem
tabung udara (trakea) yang bercabang-cabang (trakeola) dan setiap cabang akan bercabang lagi, sehingga dapat menjangkau hampir semua
bagian tubuh. Saluran percabangan yang paling ujung akan tenggelam ke dalam
membran sel pada sel-sel tubuh.
Mekanisme pernapasan sistem pembuluh trakea adalah
sebagai berikut. Pertukaran udara dilakukan melalui lubang-lubang pernapasan, yang disebut spirakel atau stigma. Spirakel pada segmen pertama dan
ketiga, masing-masing terdapat satu pasang pada
tiap sisi toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada setiap sisi abdomen. Spirakel dilindungi oleh
bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan benda asing lainnya dari udara
sebelum masuk ke dalam trakea. Spirakel dilindungi oleh katup yang dikontrol
oleh otot sehingga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel. Jika otot berkontraksi, spirakel terbuka dan trakea mengembang, sehingga udara dari luar dapat masuk ke
dalam trakea. Dari trakea udara masuk ke trakeola, kemudian ke seluruh tubuh dan akhirnya sampai ke membran plasma sel dan
oksigen akan berdifusi. Karbon dioksida hasil respirasi dibawa melalui sistem
trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui spirakel pada saat otot berelaksasi, sehingga trakea mengempis. Dengan mekanisme
pernapasan seperti itu, maka oksigen
ataupun karbon dioksida tidak diedarkan melalui darah, melainkan melalui pembuluh trakea. Oleh sebab itu, pembuluh darah serangga hanya berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan
dan hormon.
Kebanyakan serangga hidup di darat, tetapi ada beberapa serangga pada masa larvanya hidup di air,,misalnya
capung. Larva capung bernapas menggunakan insang
trakea, yaitu berupa insang yang sangat halus
dan berfungsi mengikat oksigen yang terlarut dalam air dengan cara difusi.
Insang trakea tersebut hanya berfungsi saat larva, kemudian akan mereduksi dan hilang setelah serangga tersebut pindah ke
darat.
b.
Hewan vertebrata
·
Sistem pernapasan ikan
Ikan bernapas
dengan insang yang terdapat di sisi
kanan dan sisi kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi
yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat
ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke
dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat
oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh, darah akan melepaskan dan mengikat
karbon dioksida serta membawanya ke insang. Dari insang, karbon dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.
Insang ikan
tersusun atas bagian-bagian berikut ini:
-
Tutup insang (operkulum), hanya terdapat pada ikan bertulang
sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operkulum
berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu
bernafas.
-
Membran brankiostega
(selaput tipis di tepi operkulum),
berfungsi
sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
-
Lengkung insang (arkus
brankialis).
-
Lembaran (filamen) insang (holobrankialis) ,berwarna
kemerahan.
-
Saringan insang (tapis insang), berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga
insang.
Mekanisme
pernapasan ikan
Mekanisme pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan
tutup insang. pada waktu tutup insang mengembang,,membran brankiostega menempel
rapat pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut.
Sebaliknya jika mulut ditutup,
tutup insang
mengempis, rongga faring menyempit dan membran brankiostega melonggar, sehingga air keluar melalui celah dari
tutup insang. Air dengan oksigen yang larut di dalamnya membasahi filamen
insang yang penuh kapiler darah. Oksigen diikat oleh darah dan karbon dioksida
ikut keluar dari tubuh ikan bersama air melalui celah tutup insang.
Pada beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, lele, gurami, dan betok, rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan
tidak teratur yang disebut labirin.
Rongga labirin berfungsi menyimpan udara,
sehingga jenis
ikan tersebut dapat hidup di air yang kotor dan kekurangan oksigen.
·
Sistem pernapasan amphibia
Alat pernapasan pada amphibia,,misalnya
katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan
insang luar. insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit yang banyak
mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling
insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah,,dan beredar ke seluruh
jaringan tubuh. Karbon dioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan
untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada salamander yang hidup di air, insang luar tetap ada pada
stadium dewasanya.
Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur
paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada
permukaan dinding dalamnya, yang
berguna untuk memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat
kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke
jaringan –jaringan lain dan melepas CO2 ke paru-paru.
Mekanisme
pernapasan katak
Pada saat katak
berinspirasi (menghirup O2) dan berekspirasi (mengeluarkan CO2), mulut katak selalu dalam
keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi
otot perut dan otot rahang bawah.
Proses pernapasan katak
adalah:
a) Inspirasi
Mula-mula,
tenggorokan
bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara
masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung tertutup
diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga mulut
mengecil. dengan mengecilnya rongga mulut, udara terdorong masuk ke paru-paru,
O2
diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.
6.
Sistem Eksresi
Seperti halnya manusia, hewan juga
berekresi. Contoh sistem ekresi pada beberapa hewan.
a.
Makhluk yang bersel satu
Makhluk bersel satu berekresi dengan cara difusi. Selain
difusi, ada cara lain yaitu dengan membentuk vakuola yang berisi sisa
metabolism. Pada hewan Coelenterata dan Poripera yang hidup sebagai koloni
sel-sel, mekanisme ekresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yabf akan dibuang
sari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
b.
Planaria
Organ ekresi pada planaria adalah protonefridia, berupa jaringan
yang bercabang-cabang di sepanjang tubuhnya. Planaria berekresi dengan
menggunakan sel api.
c.
Cacing tanah
Cacing
tanah berekresi dengan menggunakan nefridium.
d.
Belalang
Belalang memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus
Malpighi. Proses ekresi diawali dengan masuknya sampah nitrogen dari darah ke
dalam tubulus Malpighi. Sisa metabolism tersebut diekresikan ke dalam usus,
kemudian di keluarkan bersama sampah metabolism padat melalui rectum.
e.
Ikan
Pada ikan terdapat ginjal berjumlah sepasang dan berwarna
kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan memiliki saluran yang merupakan gabungan
saluran ginjal dan saluran kelamin. Saluran ini dinamakan saluran urogenital.
7.
Sistem sirkulasi (peredaran)
·
Sistem sirkulasi pada hewan protozoa
secara difusi
·
Sistem sirkulasi pada serangga yaitu
dengan jantung pembuluh.
·
Sistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri
atas lengkung ourta, pembuluh darah punggung dan pembuluh darah lrngkung.
·
Sistem sirkulasi pada ikan jantung
ikan
8.
Sistem saraf
·
Sistem saraf pada protozoa tidak
ditemukan susunan saraf,
·
Sistem saraf pada poripera, pofipera
tidak memiliki sistem syaraf tetapi porifera sangat peka terhadap rangsangan.
·
Sistem saraf pada ceolenderata
merupakan sistem difus atau tersebar
·
Sistem saraf pada vermes berupa
sistem tangga tali pada bagian kepala.
·
Sistem saraf pada mollusca merupakan
sistem saraf ganglion.
·
Sistem saraf pada echinodermata
terdiri dari cincin syaraf melingkar.
·
Sistem saraf pada antropoda yaitu
sistem tangga tali.
·
Sistem saraf pada ikan tersusun atas
otak besar, otak kecil dan otak tengah.
·
Sistem saraf pada katak terdiri atas
dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
·
Sistem saraf pada hewan melata sama
seperti sistem syarap manusia.
9.
Sistem reproduksi
·
Perkembangbiakan secara aseksual
pada hewan invertebrate dengan membelah diri, fragmentasi, pembentukan spora,
pembentukan tunas dan regenerasi.
10.
Sistem endokrin
Sitem sarap dapa hewan sama seperti
pada manusia.. Hormone adalah zat kimia dalam bentuk
senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormone mengatur
aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Terdiri atas kelenjar tiroid,
kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
11.
Sistem imun
Sistem imun tersusun dari sel-sel dan jaringan yang
membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Sistem imun mempunyai fungsi bagi tubuh, yaitu: penangkal benda asing yang
masuk ke dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi
adanya sel-sel abnormal, ganas serta menghancurkannya.
BAB
3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan
fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ
tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.
Jenis-jenis
sistem organ pada badan manusia, yaitu: sistem ekskresi, respirasi, reproduksi,
pernapasan, pencernaan, transfortasi, hormone, otot dan syaraf.
Jenis-jenis
sistem organ pada hewan, yaitu: Sisten rangka (skelet), Sistem otot, Sisten
integumen (kulit),
pencernaan, respirasi, eksresi, sirkulasi
(peredaran), saraf, reproduksi, endokrin, imun.
B.
Saran
Dalam
memahami mata pelajaran Biologi Umum 1, terdapat banyak bahasa ilmiah.
Diharapkan mahasiswa mengenal nama-nama ilmiah tersebut untuk memahami istilah
dalam meta pelajaran Biolobi Umum 1.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukarna ,. I Made.2003. Diktat Kuliah Biologi . JICA : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Is, Kasmadi ; Gatot Luhbandjono.2009. Diktat Kuliah Biologi .Jurusan Biologi
FMIPA UNNES : Semarang.
FMIPA UNNES : Semarang.
Buku
paket biologi kelas XII
Buku
paket biologi kelas XI
Buku
paket biologi kelas X